Respons MUI Terhadap Sejumlah Isu Dunia Islam Internasional pada 2023
Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HNLKI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespons sejumlah isu dunia Islam internasional melalui sejumlah program prioritas tahun 2023 dalam rapat internal pengurus komisi di Ruang Rapat BPKH, Lt. 4 Kantor MUI pada Senin (9/1/2023).
Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim selaku Ketua Bidang HLNKI MUI mengatakan situasi tahun 2023 yang tidak diprediksi banyak pakar “masih membara” membutuhkan banyak respons dari MUI.
“Kita harus buat kegiatan yang lebih progresif dan produktif,” kata Sudarnoto dalam keterangan tertulis yang disampaikan pengurus HLNKI MUI, Yanuardi Syukur pada Senin (9/1/2023).
Dalam rapat program kerja yang dipimpin langsung Dubes Bunyan Saptomo sebagai Ketua Komisi HLNKI MUI dan Sekretaris HLNKI Dr. Andy Hadiyanto ini, beberapa program prioritas yang disepakati, yakni pengiriman delegasi ke Forum Ulama Dunia.
“Komisi HLNKI berencana untuk melanjutkan pengiriman delegasi pada forum internasional terkait Al Aqsa dan juga Abu Dhabi Peace Forum,” terang Yanuardi Syukur dalam keterangan tertulis kepada Labrita.Id.
Komisi HLNKI juga akan melakukan kunjungan muhibah ke Malaysia dan penjajakan pembentukan perwakilan MUI di luar negeri.
Selain itu, akan digelar Focus Group Discussion (FGD) MUI Go International khususnya dalam membuat panduan hubungan internasional dan pembentukan MUI luar negeri.
Adapun bentuk perwakilan MUI di luar negeri akan dibicarakan secara spesifik dengan Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi KH. Sholahudin Al Aiyub.
Komisi HLNKI MUI juga akan menggelar pelantikan diplomasi wasathiyah sebanyak 10 kali. Sebelumnya, pada tahun 2022, Sekjen MUI Dr. Amirsyah Tambunan bahkan mengusulkan agar pelatihan diplomasi diadakan sebulan sekali.
Komisi juga akan melakukan penjajakan peluang beasiswa bagi mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia. Penjajakan ini rencananya akan ditujukan kepada beberapa kementerian seperti Kemenag, Kemdikbud, perguruan tinggi atau negara sahabat.
Kajian dunia Islam juga akan digelar melanjutkan apa yang telah dilakukan tahun sebelumnya. Tahun 2023 akan digelar sebanyak 4 kali.
“Pembicaranya adalah duta besar negara Islam, pemuka agama di luar negeri, dan diaspora Indonesia di luar negeri,” terang Yanuardi Syukur.
Komisi HLNKI juga akan melakukan penerjemahan dan penerbitan buku, di antaranya adalah penerjemahan buku “Diplomasi Wasathiyyatul Islam MUI” ke bahasa Inggris dan Arab.
“Selain itu juga akan diterjemahkan berbagai produk MUI seperti fatwa-fatwa dan buku bermitra dengan komisi/lembaga terkait di lingkungan MUI,” tambahnya.
Kegiatan Multaqo Ulama Moderasi Indonesia dan promosi Islam Indonesia di Maroko juga akan digelar tahun ini.
Selain itu, juga direncanakan kunjungan muhibah ke Uzbekistan terkait kerjasama wisata halal, dan kelanjutan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron (RSIH).
Komisi HLNKI juga tetap melanjutkan respons terhadap berbagai isu strategis di dunia Islam dan keberagamaan global.
“Sepanjang tahun 2021-2022 yang lalu, Komisi HLNKI telah mengeluarkan respon terhadap isu Palestina, Afghanistan, dan berbagai problem diantaranya masalah Islamophobia di dunia Islam,” ungkapnya.
Terkait dengan keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023, Komisi HLNKI juga akan mengadakan Konferensi Internasional ASEAN dalam agama dan perdamaian.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan kesepakatan tentang peran pemuka agama dalam menciptakan perdamaian dan perdamaian dunia,” jelas Ketua Komisi HLNKI Dubes Bunyan Saptomo dalam keterangan tertulis yang disampaikan Yanuardi Syukur.
Rapat awal tahun ini dihadiri juga oleh Oke Setiadi, Amirah Nahrawi, Yusherman, Alpha Amirrachman, Din Wahid, Safira Machrusah, Yanuardi Syukur, Mimin Austiyana, Yuli Mumpuni Widarso, Muhammad Faisal, Muhammad Abdullah Darraz, Abdul Jabbar, Nur Hidayah, dan Shobichatul Aminah.