KPU Kota Kendari Sosialisasi Pilkada 2024 kepada Kelompok Keagamaan
SULTRAMERDEKA.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih Pilkada 2024 kepada kelompok keagamaan pada Jumat (26/7/2024) pagi.
Pelaksana Harian (Plh) Ketua KPU Kota Kendari, Arwah mengatakan sosialisasi dilakukan untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur serta wali kota dan wakil wali kota tahun 2024 di Kota Kendari.
“Kita sekarang menjalankan tahapan untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, wali kota dan wakil wali kota yang insya Allah kita akan melaksanakan pencoblosan pada 27 November 2024 mendatang,” ungkapnya saat kegiatan yang digelar di salah satu hotel dalam Kota Kendari.
Arwah mengatakan, KPU Kota Kendari menyadari pelaksanaan pemilihan kepala daerah bukan hal yang mudah, sehingga dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak yang salah satunya kelompok keagamaan.
Menurut Arwah, semua pihak memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah, terutama dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat agar bisa memberikan hak suaranya pada hari H pencoblosan.
“Memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menjelang pemilihan kepala daerah ini kita menjaga kondusivitas, kita berupaya untuk mewujudkan pilkada yang damai dan kondusif,” terangnya.
Untuk itu, Arwah berharap semua pihak bisa bersama-sama menyosialisasikan terkait pilkada kepada masyarakat untuk mewujudkan pemilihan yang berkualitas.
“Kalau misalnya di dalam prosesnya tidak berkualitas maka sangat mustahil untuk melahirkan pemimpin yang berkualitas baik itu dari sisi moralitas maupun intelektualitas,” ungkapnya.
Arwah mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjadikan pemilihan kepala daerah ini sebagai momentum kegembiraan bukan ketakutan.
“Marilah kita menjaga persatuan dan kesatuan, jangan kita selalu terprovokasi apalagi kita sebagai provokator,” ucapnya.
“Jangan kita menjadi provokator, jangan kita menyebarkan dan menyebabkan hoax, jangan kita menyebarkan isu-isu yang dapat mengganggu ketertiban, yang bisa menimbulkan konflik sosial dan budaya, karena pada prinsipnya kita semua bersaudara,” tutupnya.