UPA BK UHO Tingkatkan Kapasitas Dosen PA untuk Dukung Kesehatan Mental Mahasiswa
SULTRAMERDEKA.COM — Unit Penunjang Akademik (UPA) Bimbingan dan Konseling Universitas Halu Oleo (UHO) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun lingkungan kampus yang peduli terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah melalui kegiatan “Pembinaan Dosen Penasihat Akademik (PA)” yang digelar di Aula Hotel Sahid Azizah Syariah Kendari, Jumat (3/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis UHO untuk memperkuat sistem pendampingan mahasiswa, tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga psikologis.
Dalam kegiatan tersebut, para dosen PA dibekali kemampuan memahami dinamika emosional dan mental mahasiswa agar mampu memberikan bimbingan yang menyeluruh.
Pembukaan acara dilakukan oleh Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) UHO, Dr. Weka Gusmiarty Abdullah, S.P., M.P., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran dosen penasihat akademik sebagai ujung tombak pendampingan mahasiswa.
Ia menilai, kemampuan dosen untuk memahami permasalahan mental dan emosional mahasiswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan studi dan pengembangan diri mereka di kampus.
“Peran dosen penasihat akademik tidak hanya membimbing mahasiswa dalam penyusunan KRS atau masalah kuliah, tetapi juga berperan besar dalam menjaga kesehatan mental mereka agar tetap fokus dan termotivasi dalam menempuh pendidikan,” ujar Dr. Weka.
Kegiatan pembinaan ini menghadirkan narasumber Anrilia Ema Mustikawati Ningdyah, S.Psi., M.Ed., Ph.D., Psikolog, yang merupakan Ketua IV Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Pusat, dengan Astri Yunita, S.Psi., M.Psi., Psikolog, sebagai moderator.
Para dosen dari berbagai fakultas di UHO berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi dan simulasi kasus yang menggambarkan berbagai situasi krisis mahasiswa.
Melalui sesi interaktif tersebut, para Dosen PA diajak memahami bahwa peran mereka tidak berhenti pada aspek akademik semata, tetapi juga mencakup dukungan psikologis bagi mahasiswa yang menghadapi tekanan akademik, stres keuangan, kesepian sosial, atau konflik keluarga.
Dalam simulasi, para peserta dilatih untuk menerapkan komunikasi empatik, mendengarkan aktif, serta menunjukkan sikap yang menghargai mahasiswa tanpa menghakimi.
Selain teori, pelatihan juga menekankan pada keterampilan praktis menghadapi situasi krisis, seperti menenangkan mahasiswa yang panik, menghormati privasi dan kerahasiaan, serta memberikan dukungan emosional dengan pendekatan yang manusiawi.
Para dosen dilatih agar tidak memaksa mahasiswa bercerita, menghindari istilah teknis yang sulit dipahami, dan menumbuhkan rasa aman dalam proses konseling akademik.
Kepala UPA Bimbingan dan Konseling UHO, Eva Herik, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kegiatan pembinaan dosen PA ini merupakan bagian dari strategi universitas untuk membangun sistem pendampingan yang terintegrasi antara dosen pembimbing akademik, dosen konselor, dan konselor sebaya.
“Kami ingin menciptakan lingkungan kampus yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga sehat secara mental dan sosial. Melalui pelatihan ini, dosen PA diharapkan lebih siap menghadapi berbagai persoalan mahasiswa dengan pendekatan yang lebih empatik dan profesional,” ungkap Eva Herik.
Ia menambahkan, setiap jurusan atau program studi nantinya diharapkan memiliki dosen konselor yang bekerja sama dengan dosen penasihat akademik serta mahasiswa binaan UPA BK yang telah dilatih sebagai konselor sebaya.
Kolaborasi ini bertujuan membentuk jaringan dukungan psikologis yang kuat dan berlapis, agar mahasiswa tidak merasa sendirian saat menghadapi tekanan akademik maupun persoalan pribadi.
Melalui kegiatan pembinaan ini, UHO berharap para dosen dapat berperan aktif dalam mendeteksi dini masalah kesehatan mental mahasiswa.
Selain memberikan bimbingan akademik, para dosen juga diharapkan mampu menciptakan ruang aman bagi mahasiswa untuk berbagi keluh kesah tanpa rasa takut atau malu.
UPA BK di bawah pimpinan Eva Herik terus berinovasi untuk memperkuat kapasitas dosen dan tenaga pendidik di lingkungan UHO.
Program ini sekaligus menjadi langkah konkret universitas dalam mewujudkan budaya kampus yang inklusif, suportif, dan peduli terhadap kesejahteraan mental sivitas akademika.
Dengan adanya kolaborasi lintas peran antara dosen PA, dosen konselor, dan konselor sebaya, Universitas Halu Oleo optimistis dapat membangun ekosistem kampus yang lebih ramah dan sehat mental.(sm-01)