SULTRAMERDEKA.COM – Badan Karantina Indonesia melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tenggara terus memperkuat langkah strategis dalam menjaga kelestarian sumber daya hayati sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah Sultra.
Posisi Sulawesi Tenggara sebagai jalur pergerakan komoditas dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar membuat daerah ini rentan terhadap masuknya hama serta penyakit.
Kepala Karantina Sultra, A. Azhar, menjelaskan bahwa lembaganya kini memperketat pengawasan di sejumlah pintu masuk penting.
Pemeriksaan fisik, dokumen, hingga pengujian laboratorium dilakukan secara ketat di Pelabuhan Kolaka, Raha, Wakatobi, Bungkutoko Kendari, serta Bandara Betoambari Baubau dan Bandara Halu Oleo.
Sampai Oktober 2025, Karantina Sultra telah menerbitkan 48.890 sertifikasi. Sertifikasi komoditas hewan mencapai 8.464 dokumen, didominasi daging sapi, telur ayam, dan sarang burung walet.
Pada komoditas perikanan, 23.541 sertifikasi diberikan untuk ikan tangkapan, tuna, ikan hias, serta udang vaname.
Sementara itu, komoditas tumbuhan mencatat 16.885 sertifikasi untuk kopra, lada biji, inti sawit, dan minyak sawit.
Selain menerbitkan sertifikasi, petugas juga berhasil mencegah masuknya berbagai komoditas tanpa dokumen resmi seperti teripang, daging ayam, kambing, daging babi, tanduk rusa, taring babi, dan benih padi.
“Setiap komoditas ilegal berpotensi membawa hama berbahaya yang merugikan kesehatan hewan, ikan, maupun tumbuhan,” tegas Azhar.
Karantina Sultra juga melakukan monitoring tahunan ke berbagai daerah di Sultra untuk mendeteksi potensi penyebaran penyakit secara dini.
Upaya ini berjalan beriringan dengan fasilitasi ekspor komoditas unggulan daerah.
Hingga 2025, terdapat 1.948 sertifikasi ekspor yang diterbitkan untuk produk seperti offsetan kupu-kupu, gurita, udang vaname, ikan kerapu, benih kacang panjang, tetes tebu, hingga kayu akasia dan kelapa.
Komoditas tersebut telah dikirim ke berbagai negara, mulai Malaysia, Jepang, Cina, Korea Selatan, Belanda, Australia, hingga Amerika Serikat.
“Kami menjaga wilayah ini tetap terlindungi sambil memastikan ekspor tetap berkembang dengan mutu yang terjamin,” tutup Azhar.(sm-01)

