Ribuan Siswa SMA di Kendari Diedukasi Bahaya Narkoba
SULTRAMERDEKA.COM – Ribuan siswa SMA Negeri 6 Kendari diedukasi bahaya narkoba saat apel pagi di lapangan sekolah pada Jumat (28/11/2025).
Kegiatan yang diikuti 1.200-an siswa ini menjadi bagian dari dukungan sekolah terhadap program pemerintah dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
Acara berlangsung meriah dan penuh antusiasme, menghadirkan dua pemateri dari BNN Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sejak awal kegiatan, Wakil Kepala Sekolah turut hadir mendampingi serta memberikan arahan kepada peserta.
Keterlibatan pihak sekolah tersebut memperlihatkan komitmen kuat dalam membangun karakter siswa yang sadar bahaya narkoba sejak dini.
Dalam arahannya, Wakil Kepala SMA Negeri 6 Kendari mengapresiasi agenda edukatif ini.
Ia menilai kegiatan seperti ini seharusnya digelar secara rutin, tidak hanya di lapangan tetapi juga di ruang kelas sebagai bagian dari pembelajaran.
Menurutnya, penanaman pemahaman tentang dampak narkoba sangat penting agar para siswa mampu menjaga diri dan berkontribusi positif bagi lingkungannya.
Sesi penyampaian materi dimulai oleh Nur Adnan Aga, SKM., M.Kes., perwakilan BNN Sultra.
Ia menekankan bahwa narkoba tidak hanya merusak diri pengguna, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas sosial bahkan merusak tatanan negara.
Para siswa terlihat serius menyimak penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba yang beredar serta dampaknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Materi berikutnya disampaikan oleh Melis Y Lebo, SKM. Ia menjelaskan secara lebih spesifik mengenai ancaman narkoba terhadap remaja di lingkungan sekolah.
Melis bahkan turun langsung ke tengah siswa untuk memudahkan interaksi, membuka ruang diskusi, dan menjawab pertanyaan seputar cara mencegah serta menghindari pengaruh narkoba.
Suasana diskusi berlangsung hangat dan membuat para siswa semakin aktif berpartisipasi.
Interaksi dua arah antara pemateri dan peserta membuat kegiatan ini mendapat respons positif dari seluruh siswa dan tenaga pendidik.
Banyak dari mereka mengaku lebih memahami risiko besar yang dapat mengancam masa depan jika terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 4% remaja usia 15–24 tahun di Indonesia pernah menggunakan narkoba pada tahun 2024, angka yang cukup mengkhawatirkan.
Temuan tersebut menjadi pengingat pentingnya edukasi berkelanjutan, terutama bagi pelajar yang berada pada fase pembentukan karakter.
Pihak sekolah menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi dengan BNN dan lembaga terkait agar program pencegahan narkoba bisa berjalan lebih intensif.
Edukasi semacam ini dinilai sangat efektif dalam meningkatkan kesadaran sekaligus membangun lingkungan sekolah yang aman dari pengaruh narkoba.(sm-01)





