Sri Elita Sari, Produktif Menulis Buku di Sela Aktivitas Harian

SULTRAMERDEKA.COM – Sri Elita Sari pada Sabtu (4/5/2024) di Rupa Coffee meluncurkan dua buku terbarunya. Ia mengaku sampai tahun 2024 sudah menulis delapan buku.

Wanita yang berdomisili di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) ini kesehariannya dijalani sebagai ibu rumah tangga. Ia mengaku menggeluti Kembali dunia kepenulisan baru lima tahun terakhir.

Sebelumnya menggeluti dunia ini saat masih remaja. Aktivitasnya setelah menikah sebagai ibu rumah tangga menjeda Sri Elita Sari dalam dunia tulis menulis.

“Saya kembali menekuni dunia kepenulisan saat melihat unggahan teman terkait pelatihan menulis,” katanya saat peluncuran dua buku barunya di Rupa Coffee.

Baca Juga: Sri Elita Sari, Penulis Asal Kolaka yang Luncurkan Dua Buku Barunya

Unggahan itu kemudian memantik kembali jiwa kepenulisan Sri Elita Sari yang lama padam. Puluhan pelatihan kepenulisan diikuti Sri Elita Sari untuk mematangkan ide-idenya menjadi buku.

Menilik keseharian Sri Elita Sari sebagai ibu rumah tangga, jumlah buku yang ditulisnya termasuk produktif untuk kurun waktu lima tahun.

Dengan berbagai kesibukannya, wanita kelahiran Jakarta ini ternyata punya cara untuk membukukan sejumlah idenya.

“Saya punya jadwal tertentu untuk menulis dalam sehari,” jelasnya.

Ia mengungkap, untuk menulis buku ia menyiapkan waktu khusus di pagi hari selama beberapa jam secara teratur.

“Saya menulis di pagi hari setelah Dhuha, jam 10 sampai 11,” urainya.

Selain itu, dalam waktu tersebut ia menargetkan banyak ide yang dituliskannya.

“Saya targetkan 500 kata atau sekitar 4 halaman A4,” katanya.

Dengan konsisten melakukan hal tersebut, ia berhasil membuat delapan buku dalam 5 tahun aktif sebagai penulis.

Dalam menulis, ia mengaku berdasarkan pengamatan ataupun riset di tengah masyarakat.

Menurutnya riset penting untuk menambah kekuatan tulisan.

Ia berharap dari buku yang ditulisnya dapat memberikan inspirasi kebaikan bagi pembaca bukunya.

“Saya ingin dapat menginspirasi kebaikan dari apa yang saya tulis,” terangnya.

Syaifuddin Gani yang tampil sebagai pembedah dua buku Sri Elita Sari mengapresiasi karya tersebut.

Menurut Pegiat Sastra di Sultra ini, buku yang ditulis tersebut merupakan cerminan realitas sosial yang ditangkap dan dituangkan Sri Elita Sari..

Ia berharap dengan hadirnya buku Sri Elita Sari dapat menginspirasi banyak penulis lain di Sultra, khususnya penulis perempuan.

Acara yang berlangsung sekitar dua jam ini ditutup dengan sesi foto bersama penulis dan peserta. Tak lupa penulis memberikan tanda tangan di buka yang dibeli para peserta.

Untuk diketahui, dua buku terbaru Sri Elita Sari yakni berjudul “Di Antara Ayat dan Duri” serta “Bayangan Cinta yang Terluka”.(sm-01)

Ketgam: Sri Elita Sari (tengah) saat peluncuran buku terbarunya di Rupa Coffee pada Sabtu (4/5/2024).