Festival Literasi Sultra: Menggerakkan Siswa Hingga Guru untuk Menulis
Sebanyak 90 sekolah yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti puncak acara Festival Literasi Sulawesi Tenggara 2022 pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Turut pula para Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Cabang Dinas (KCD) 17 kabupaten/kota di Sultra hadir secara virtual. Kegiatan yang mendapat dukungan penuh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra ini merupakan kali pertama digelar di Bumi Anoa.
Berkat program Kadis Dikbud, Pak Asrun Lio, saat ini tercatat kurang lebih 120 sekolah aktif literasi nasional dalam program GSMB,” ungkap Satriana, S. Pd., M. Pd. dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Dalam festival literasi ini melibatkan 4 orang, baik siswa, guru, maupun kepala sekolah setiap sekolah untuk menulis puisi, cerpen, ataupun artikel.
”Target kegiatan ini sebagai penunjang di sekolah untuk meningkatkan pendidikan di Sulawesi Tenggara sesuai visi misi pemerintah daerah,” jelasnya Satriana.
Sesuai dengan pencanangan di setiap sekolah harus ada gerakan literasi sekolah yang dibuktikan dengan kurang lebih 4.600 karya siswa maupun guru.
”Karya tersebut memberikan andil bahwa di bumi Anoa masih banyak produk tulisan yang mampu meningkatkan statistik literasi sekolah, sekaligus berpengaruh besar terhadap dampak psikologi siswa, dalam menanamkan budaya baca sekaligus kemampuan menulis di tingkat sekolah,” terang Satriana yang juga merupakan perwakilan guru SMA 11 Kota Kendari.
Satriana mengurai, sebelum acara puncak, diadakan sayembara yang pesertanya dari 90 sekolah, baik guru maupun siswa. Dari sayembara tersebut terpilih dua pembicara dari guru dan siswa.
“Saya sendiri Satriana mewakili guru dan Mey Nur Fadhilah dari SMAN 2 Konsel mewakili siswa. Kami berdua masing-masing kemarin, tampil dalam event festival literasi sekolah tersebut,” bebernya.
Sosok yang juga merupakan Koordinator Wilayah (Korwil) kegiatan festival ini mengatakan, perpustakaan harus selalu berinovasi agar menjadi kebutuhan, sehingga siswa terpancing untuk berkunjung.
“Di sekolah kami membuat beberapa metode dalam pengelolaan perpustakaan, sehingga para siswa mampu berkarya,” terang Kepala Perpustakaan SMAN 11 Kendari ini.***