Dosen Fakultas Kedokteran UHO Lakukan Model Pendampingan Kader Penderita HIV/AIDS Berbasis Komunitas
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan model pendampingan kader penderita HIV/AIDS berbasis komunitas kepada para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Aula Poliklinik VCT RSUD Kota Kendari.
Sebanyak 20 penderita ODHA menjadi peserta dalam kegiatan ini. Kegiatan ini ikut melibatkan 3 orang kader penderita HIV/AIDS, di mana 1 orang sebagai pemateri dan 2 orang mengilustrasikan atau mempraktekan model pendampingan kader penderita HIV/AIDS berbasis komunitas.
Dosen yang menjadi ketua tim program, Dr. Ns. Adius Kusnan, S.Kep., M.Kes. melalui keterangan tertulisnya mengatakan, dalam upaya melakukan intervensi pengurangan penularan HIV/AIDS di Kota Kendari dibutuhkan orang-orang yang peduli dan dapat mengubah perilaku masyarakat agar mau secara sukarela memeriksakan diri dan mematuhi pengobatan.
“Untuk itu pada program pengabdian masyarakat ini kami mengusulkan upaya peningkatan kapasitas penjangkauan dan pendampingan yang dilakukan secara langsung kepada mereka yang terlibat dalam mengubah perilaku para ODHA dan secara tidak langsung kepada populasi kunci atau rentan,” terang Adius pada Senin (27/11/2023) malam.
Adapun langkah yang diusulkan dalam program ini berupa pemetaan program penjangkauan dan pendampingan yaitu upaya mendeskripsikan programprogram yang akan dijalankan secara konfrehensif.
Kemudian, peningkatan kapasitas kader yaitu upaya pemberian muatan kompetensi bagi kader dalam menjalankan program penjangkauan dan pendampingan, antara lain pembekalan tentang obat ARV, komunikasi efektif, dan berfikir sistem.
Lalu, pembinaan dan pengawasan lapangan yaitu upaya pendampingan oleh mentor bagi kader selama melakukan kegiatan di lapangan.
Selanjutnya, pembenahan administrasi yaitu upaya memperbaiki permasalahan administratif organisasi seperti kearsipan dan pencatatan.
Terakhir, berupa monitoring dan evaluasi program yaitu upaya menilai keberhasilan program baik secara efektif maupun efisien.
“Kontribusi yang diharapkan dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini setidaknya mencakup empat hal,” terang Adius.
Pertama, menyadarkan masyarakat terutama populasi kunci dan populasi rentan agar mau memeriksakan dirinya secara dini terhadap penularan HIV melalui pelayanan Voluntary Counseling and Therapy (VCT).
Kedua, memberi pemahaman kepada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) tentang obat antiretroviral (ARV) terutama tentang dosis dan resistensi jika tidak patuh meminum obat tersebut, sehingga diharapkan para ODHA akan lebih patuh minum obat ARV.
Ketiga, kader yang terlibat dalam melakukan sosialisasi akan lebih memahami cara melakukan komunikasi kesehatan secara baik dengan populasi kunci dan populasi rentan, supaya kegiatan penjangkauan semakin bertambah dan sesuai dengan target yang diharapkan.
Keempat, kader yang melakukan sosialisasi memiliki kemandirian dalam menjalankan kegiatan penjangkauan populasi kunci dan rentan, sehingga bisa lebih efektif dalam menjalankan tugasnya.
Adapun dosen lain yang terlibat dalam kegiatan, yakni dr. Laode Kardin, Sp.PD, Ns. Sri Susanty, S.Kep., M.Kes., M.Kep., Ph.D., Ns. Rahmawati, S. Kep., M. Kes., Ns. Haryati, M. Kep., Sp. KMB., dan Arfiyan Sukmadi, S.ST, M.Tr.Kep.
Selain itu, program pengabdian masyarakat ini juga dibantu oleh dua mahasiswa, yakni Muhammad Akbar Fala Iqra Ajurid dan Muhammad Ghozi Hadzal.